Selasa, 20 Oktober 2009

The Story Of Love "Sakuraba Takeshi" Part-1 chapter: "MOM"

Ini hari sabtu. Ini adalah hari dimana aku melihat Ibu untuk yang terakhir kalinya, sebelumnya Ia… dirawat dirumah sakit karena sesuatu. Awalnya Ibu diam saja tanpa memberitahukan hal yang sebenarnya terjadi, jika bukan karena Dokter…
“Jadi, siapa nama belakangmu?”
“hm…Aibara” jawabku singkat.
Saat itu pukul 13.40, hari jumat…aku datang keruangan Dokter Kawaguchi…
“Kau anak Megumi ‘kan?”…
“SMA di Perfektur apa?”…
Kawaguchi-san adalah dokter yang sangat ramah… kami baru saja berkenalan 3 hari yang lalu saat aku membawa Ibu kerumah sakit tempatnya bekerja…dan ternyata beliau adalah teman lama Ibu semasa SMA. Ketika hujan lebat dan tengah malam, Ibu tiba-tiba pingsan dan seragam kerjanya berdarah…karena panik segera saja kubawa ia kerumah sakit. Aku sangat ketakutan melihat keadaannya yang kritis dan tak sadarkan diri. Kami kerumah sakit dengan keadaan basah kuyup, aku kedinginan, dan dengan kalimat terbata-bata…
“Kawaguchi-san…! tolonglah Ibuku, kumohon”….
Pada saat genting seperti itu, beliau masih bisa tersenyum dan berkata…
“tenang saja.., serahkan semuanya padaku” Katanya ramah.
Tapi…hari ini berbeda. Tidak ada senyum itu, wajahnya sangat tegang dan rahangnya terkatup rapat.
“Kau anak Megumi ‘kan?” beliau mengulangi pertanyaannya.
“hm….iya. Aku…Miku, Aibara Miku” jawabku pelan.
Sebenarnya apa yang terjadi??...mengapa Kawaguchi-san begitu tegang, dan itu membuat suasana /aura disekitarnya ikut menjadi berbeda.
“SMA diPerfektur apa?” …
“Perfektur C”Jawabku lagi.
“Dirumah tinggal dengan siapa saja?” tanyanya.
“Hanya Miku saja dan Ibu” jawabku tetap pelan. Setiap harinya ‘pun begitu. Aku tak pernah membesarkan suaraku saat berbicara. Akupun tak banyak bicara, aku juga bukan gadis yang populer di SMA. Menurutku, Aku anak yang biasa-biasa saja.
“Ayahmu?”
Aku diam, tak ada jawaban. Aku hanya menggelengkan kepalaku. Kata Ibu mereka menikah pada usia muda, saat itu usia Ibu 18 tahun ketika menikah dengan Ayah. Saat Ibu mengandung aku pada usia kandungan yang ke-6 bulan, Ayah sakit parah dan meninggal jadi,…tak ada bayangan sama sekali mengenai sosoknya. Selama ini aku hanya bersama Ibu, dan akan selalu bersama Ibu.
“Ayah sudah meninggal lama sekali…” kataku beberapa menit kemudian.
Kawaguchi-san mengerutkan keninggnya tanda Ia heran. Mungkin Ia menahan nafas karena beberapa detik setelah ekspresinya itu, beliau menghembuskan nafasnya.
“Ibu…sebenarnya apa yan terjadi pada Ibuku?” kataku, bermaksud mengarahkan pembicaraan ketitik permasalahan.
“Miku, sebenarnya aku benci mengatakan ini, tapi… bagaimanapun kau harus mengetahuinya…”
“Ibuku kenapa??!”…aku mulai panik.
“Tenanglah dulu…”Kata Kawaguchi-san mencoba menenangkanku.
“Ibumu mengalami pendarahan hebat. Dia banyak mengeluarkan darah,…sayang sekali, padahal Megumi masih sangat muda”
“Bagaimana?...”aku kurang begitu paham dengan maksud dari KawaguchiSan.
“Karena terlalu sering bekerja, Ibumu mungkin kelelahan…sementara daya tahan tubuhnya tidak begitu baik. Apalagi dengan kondisi kandungan yang masih sangat muda, Kelelahan yang berlebihan bagi wanita hamil sangatlah berbahaya. Terutama pada bayinya…Akibatnya ia keguguran”
“B…Bayi???...Ibuku M…Mengandung??!!!”
Ini tidak mungkin…!!! mana mungkin Ibuku mengandung Bayi???...mana bisa Ibuku hamil??? sementara aku tidak punya Ayah. Tidak…!!! Ini tidak mungkin…Kawaguchi-san bohong…!!! Aku mengenal Ibuku lebih dari siapapun didunia ini. Kami membicarakan banyak hal bersama, tak ada rahasia…akulah orang yang paling mengerti Ibuku…jika ada masalah atau sesuatu yang penting, pasti kami membicarakannya dan mencari jalan keluar yang terbaik bersama-sama pula. Menurutku, Ibu tidak akan mungkin memiliki kekasih lain selain Ayah…tapi kenapa???....Ini bukan sifat dasar Ibuku.
“Tidak..!!! aku tidak punya Ayah…Mana bisa Ibuku mengandung..!!!” Selama 16 tahun aku hidup didunia, baru kali ini aku membesarkan suaraku saat berbicara dengan seseorang, dan kali ini pula selama hidupku 16 tahun, aku mengalami “Kaget” yang luar biasa. Kebanyakan orang berpendapat jika kau mendapati/mendengarkan suatu masalah yang membuatmu kaget luar biasa, maka pada saat itu pula-lah kau menuju suatu proses kedewasaan, dan bagaimana kau menyikapi masalah tersebut sesuai dengan apa yang dkatakan hati nuranimu. Tapi kali ini berbeda, hati nuraniku-pun hanya “diam” tak ada respon…aku tak bisa mengambil sikap dalam masalah ini, aku bingung….entahlah, ini seperti mimpi, lalu kapan aku terbangun…
“Inilah kenyataannya, Miku…” Kawaguchi-san mengeluarkan sebuah dokumen dari dalam laci kerjanya, yang merupakan bukti bahwa apa yang dikatakan olehnya adalah fakta sebenarnya.
Tiba-tiba, aku ingat sesuatu. Dua minggu yang lalu ketika aku dan Ibu…
“Bu, ini hari minggu….kenapa kita kita tidak bersantai saja ??”
“Bagi Ibu ini santai,…”Dia tersenyum. Tiap kali Ibuku berbicara, ia pasti tersenyum. Ibuku adalah wanita yang cantik, sejak dulu aku dan teman-temanku selalu mengidolakan Ibu. Dia seperti bidadari hehehe…lucu. Ia juga wanita yang baik.
“Untuk apa Ibu megeluarkan baju-baju tua ? itukan sudah lama sekali bu…”
“Ibu hanya melihat-lihatnya saja. Ibu…tidak menyangka kalau kau sudah sangat besar, baju-baju ini pasti sudah tidak “pas”lagi untukmu he..he..he”
“Ibu…..” Kupeluk dia dengan eratnya. Ibuku…yang saat itu ternyata sedang mengandung anak dari laki-laki lain, tak akan ada yang menduga Ibu mengambil “Manuver” sejauh itu.
Sekarang aku mengerti. Ada banyak hal yang dirahasiakannya dariku. Tapi kenapa..??? apa Ia tak mempercayaiku…?? ataukah aku terlalu muda untuk mengetahui hal itu…?? atau aku tidak punya hak untuk mengetahuinya…?? atau….entahlah. Apa yang sebenanya terjadi selama ini??...apa Ibu memang punya pacar tanpa sepengetahuanku???...berhubungan diluar, bertemu diam-diam tanpa menikah….lalu menjalin hubungan…??? benarkah Ibuku seberani itu??….aku tak sanggup memikirkanya.
“Lalu…bagaimana keadan Ibuku sekarang, Kawaguchi-san?”
“Anak itu telah dikeluarkan tadi siang oleh para Bidan, mengenai keadaan Ibumu…kami masih menunggu hingga Ia melewati masa kritisnya, Bersabarlah Mikuchan…” Ia memanggilku “Mikuchan” nama kecilku semasa di SD dulu…kadang aku rindu dipanggil seperti itu.
“Kata Ibumu dulu, kau sangat suka dengan nama itu…aku pernah kerumahmu bersama istriku saat kau ulang tahun yang ke-7, kau pasti sudah lupa…” Kawaguchi-san tersenyum. Aku tahu, dia hanya berusaha menenangkanku.
“Kawaguchi-san,.. anda sudah mengenal keluargaku ‘kan?... anda pasti mengetahui sifat Ibuku juga‘kan?...tadi, anda hanya berbasa-basi Tanya ini… tanya itu…. sekolahku… nama belakangku… padahal anda sudah mengetahuinya’kan? anda’pun berusaha menenangkanku dengan “kata-kata” anda….itu semua untuk membuatku tidak panik dan tetap tenang”
“Aku…sudah berusaha tapi…”
“Anda mengenal Ibuku sejak dulu..Apa anda tahu mengenai masalah ini? Maksudku laki-laki yang selama ini dekat dengan Ibuku selain Ayahku?”
Kawaguchi-San menggeleng. “Megumi sejak dulu adalah perempuan yang sangat tertutup, ia bukan tipe orang yang suka mengumbar masalah ataupun kejadian-kejadian yang dialaminya. Menurutku dia adalah perempuan yang sangat mandiri dan tegar.
*****
Aku duduk disebelah Ibu, memandang wajahnya yang pucat pasi. Ia sangat berbeda dari yang biasanya…Ibu saat kekantor selalu cantik, secantik mungkin… bibir yang sangat merah, wangi-wangiannya…bisa membauhi seluruh ruangan, rambut ikal berwarna coklat yang tergerai sepinggang, tapi kali ini…Ia seperti mati. Aku ingin Ia bangkit dari tidurnya dan akupun akan bertanya “Ibu…benarkah ini semua??? Kenapa ibu mengkhianati ayah??..lalu siapa laki-laki itu…???...sejak kapan semua ini bermula….”. Oh…tidak, mana bisa Ibuku hamil jika bukan laki-laki lain yang melakukannya, laki-laki yang tidak bertanggung jawab..!! laki-laki yang memanfaatkan kebaikan Ibuku, dan meninggalkannya begitu saja.

*****
Ini hari sabtu sore, aku baru saja pulang dari pemakaman. Hanya 24 jam… 24 jam sebelum kematiannya aku mengetahu fakta bahwa Ibuku mengandung benih dari laki-laki lain selain Ayahku yang notabene sudah meninggal 16 tahun yang lalu. Ia tak memberikan penjelasan atau sepatah katapun saat Ia pergi, ia pergi begitu saja..meninggalkan tanda tanya besar dan kebingungan yang mendalam... kebingungan tanpa tepian. Sejauh itukah yang “terjadi” antara laki-laki itu dengan Ibuku??? Sepenting apa laki-laki itu…sampai Ibu tega mengkhianati cinta Ayahku demi dia???...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar