Selasa, 20 Oktober 2009

The Story Of Love "Sakuraba Takeshi" Part-1 chapter: "MUSIM SEMI DAUN MOMO"

(3 bulan kemudian...)
Musim semi adalah musim yang ku-nanti, karena pada sat itu…daun-daun Momo berguguran, cantik sekali. Setiap pohon memiliki warna daun yang berbeda-beda ada merah, kuning, merah muda…Dulunya, aku dan Ibuku sering sekali ketaman…berlomba mengumpulkan daun yang berguguran lalu membawanya pulang kerumah dan menaruhnya didalam sebuah bingkai disertai tanggal pencarian daunnya. Nanti, pada musim semi tahun berikutnya kami akan mencari daun Momo lagi…lalu mengganti yang lama dengan daun Momo yang baru.
Bagiku, moment itu sangat menyenangkan. Maka dari itu, saat ini akupun masih melakukan hal yang sama…ditaman, memunguti daun Momo…tapi bedanya, sekarang aku melakukannya sendiri. Kadang beberapa temanku datang menghampiri, mereka bingung dengan apa yang kulakukan namun aku hanya berkata…
”tenang saja, aku tidak gila dengan memunguti daun ditaman. Aku..hanya mengenang Ibuku” Dengan begitu mereka mengerti.

*****
Esok harinya, akupun datang kembali ketaman kota untuk melakukan hal yang sama…tapi, sesuatu terjadi…sesuatu yang membuatku kaget. Asap mengepul, daun Momo terbakar, asapnya bertebaran... Ini ulah preman-preman jahat…mereka membakari daun, Mana bisa begitu...seenaknya saja mengotori Taman…!!!
“HEY KALIAN..!!!SEDANG APA??!!!”Hati kecilku mengatakan TIDAK!!…kali ini tindakanku benar-benar keliru.
Mendengar seruanku, beberapa berandalan itu menghentikan aktifitasnya lalu terfokus padaku.
Mereka menatapku dengan tatapan yang mencurigakan, tapi mereka hanya diam atau mungkin kurang mengerti dengan seruanku.
Gawat…!!! aku hanya sendirian tak ada orang lain ditaman ini selain aku dan para berandalan itu.
“Anak SMA ya??? apa maksudmu dengan memanggil kami dengan nada suara yang seperti itu??” salah satu dari mereka mulai bicara.
“HEY…!!! Apa kalian tahu..ee..bukan, maksudku pernah baca buku karangan GOSENKI mengenai “Lingkunganku Duniaku???”…gawat…sekarang apa yang kubicarakan???” Mendengar pertanyaanku, mereka malah diam dan kelihatannya malah semakin bingung dengan apa yang kubicarakan.
“K…Kemarin, aku baru saja membaca buku itu…dibuku itu dituliskan bahwa “Asap yang berlebihan dapat merusak kenyamanan lingkungan dan juga bisa mengotori oksigen disekitar kita” mengerti tidak??”
“Maksudmu…??? apa yang kau bicarakan anak kutu??? Membingunkan…” kata pria botak dengan hanya beberapa helai rambut dibagian kepalanya.
“Mungkin gadis kecil itu marah dengan kelakuan kita….”kata salah satu dari mereka lagi.
“Dasar TELMI…!!! Bagaimana kalian bisa mengerti hal-hal seperti itu…!!! K…Kalian pasti tidak pernah sekolah iya ‘kan????” Tidak ada respon, mereka tetap diam….atau marah besar mungkin. Ya Tuhan kenapa aku berani sekali,…hanya karena daun-daun yang terbakar itu hingga aku berani menentang para preman?...semarah itukah aku..??? TIDAK. Ini namanya mencari masalah, tenang Miku….,tenang…jangan perlihatkan ketakutanmu dihadapan mereka. Sekarang, yang harus kau lakukan minta maaf, segera pergi…dan masalah selesai.
“Hee…Hee..Hee…Heee mmaaf ya…., tadi aku hanya…., AKTING… mengerti kan?... semacam latihan drama begitu,..tau drama’kan??, hanya pura-pura…,,, Hee…Hee..Hee…Heee mmaf ya paman…”Ya Tuhan matilah aku, mudah-mudahan mereka percaya.
“akting??”…
“Drama??”…
“Iya akting, Hee…Hee..Hee…Heee” aku meyakinkan mereka, tapi…mereka hanya diam atau lebih tepatnya “melongo”.
“Oooooo….akting ya…” setelah beberapa detik, akhirnya salah satu dari mereka mulai mengerti dengan maksud dari ucapanku.
“s..sudah ya…aku pulang dulu, maaf ya… sudah menggangu waktu kalian” Kuberi hormat lalu bersiap mengambil langkah seribu, tapi….
“Tunggu dulu,…kurasa kau mengatakan sesuatu yang membuatku tersinggung” salah satu dari mereka angkat bicara dan kelihatannya sudah semakin mengerti tentang semua yang kukatakan tadi walaupun terlihat dari raut wajahnya sisa-sisa kebinggugan
Gawat, matilah aku…!!! Kenapa akhirnya jadi seperti ini sih…!!! padahal ‘kan aku terkenal sebagai GADIS LEMAH DAN PEMALU, masa harus bermasalah dengan para preman…waaaaaa!!!!! Kalau begini namanya AKU SOK JAGOAAAAAAAN…!!!! Tamatlah riwayatmu Aibara Miku….

(5 atau 10 detik kemudian)……
“HEI KAU…!!! Anak sekolah sedang apa disitu??!!!”(…)
Tiba-tiba ada suara aneh…bukan, tapi maksudku asing…sepertinya buka berasal dari salah satu preman, aku maupun para preman mulai mencari-cari asal suara itu..dimana???
“Aku disini”(…)
Berjarak lima atau 6 meter berdiri sesosok pria….ia jangkung bahkan sangat jangkung seperti atlet olahraga, kulitnya putih, dan sepertinya pria kantoran...pria itu mengenakan setelan berwarna hitam dengan dasi motif garis-garis merah, rambutnya berwarna hitam, rapi disisir kebelakang... ia juga membawa tas kerja…(ia mungkin orang kantoran yang kebetulan lewat). Perlahan-lahan ia mulai mendekati kami…
“Kuulangi pertanyaanku, sedang apa kau sore-sore begini ditaman kota..??” kini ia berjarak cukup dekat dengan kami.
Tak ada respon baik dari para preman maupun aku sendiri… hanya diam. Orang ini…membuat kami semua bingung, dia tiba-tiba datang ditengah-tengan perdebatan antara aku dengan para preman…seolah-olah saja Ia mengenal salah satu dari kami…merasa tak ada yang meresponnya, pria itu menatapi kami satu persatu.
“Tuan, apakan anak ini kenalanmu??”… salah satu preman yang tadi mengatakan bahwa “ia tersinggung” mula berbicara dengan pria kantoran itu.
Syukurlah…!!! Jawab “IYA” please… kumohon katakan kalau kau mengenalku, setidaknya akan ada orang dewasa lainnya disini yang bisa membelaku,…kumohon…!!!
Beberapa detik pria itu terdiam, mungkin ia memikirkan kata-kata yang “tepat” untuk diucapkan, tapi ternyata…
“Maaf…BUKAN” Jawab pria itu singkat.
APAAA!!!! Yang benar saja…!!! Tega sekali laki-laki ini….ya tuhan….!!! matilah aku.
“Memangnya apa yang dilakukan anak ini San?” Tanya pria kantoran itu.
“Entahlah. kami juga bingung…sejak tadi ia bicara tidak jelas, tapi sejauh kami berbincang..kurasa anak ini mengatakan sesuatu yang membuat temanku tersinggung”
“Kata-kata menyingung….!!! hey kau anak sekolah kecil…!!!” Aku kecil katanya???... ia mengacungkan jarinya kepadaku kali ini…
“A….ku???”…
“Iya kau….siapa lagi PENDEK..!!!!” AAAAA….pendek??!! Kecil??!!...yang benar saja!!! mungkin kau saja yang terlalu tinggi!!! (tapi kurasa dia ada benarnya juga...disekolah, aku termasuk salah satu anak yang terpendek dan terkecil dikelas) waaaaa… orang ini,… datang tiba-tiba, bukannya menolong malah ikut menghinaku….tega sekali dia….
“Dasar anak tidak sopan…!!! Kau ‘kan anak sekolah, terdidik…. seharusnya kau bisa bersikap lebih baik terhadap orang lain..!!! bukannya malah membuat mereka tersinggung…!!!”
“Memangnnya kau kelas berapa??!!”
“K…Kelas 1 SMA,…” jawabku terbata-bata
“Ya TUHAN…!!!! Seharusnya kau bisa jauh lebih pandai ‘kan? Waaaa…kau ini anak yang payah…bodoh…!!! Aku kecewa pada anak SMA jaman sekarang,… jika bukan melakukan suatu perbuatan yang negatif, entah itu pacarankah, memboloslah..,mengakali orang tualah, … e… ini malah berbuat kurang ajar…(padahal sama saja NEGATIF = KURANG AJAR, karena kurang ajar termasuk perbuatan Negatif ‘kan…) waaaa…aku sangat kecewa, padahal aku juga guru lho…aku kecewa sekali…aku jadi merasa rugi…” Pria itu bicara panjang lebar
“Dia guru???... mana ada guru yang berpenampilan macam ini… waaa…dia pasti bohong nih…” pikirku.
“Ayo…!!! Minta maaf pada mereka…!!!” ia sedikit membentak.
“IIII..IIIya…mm..maaf…maafkan aku paman-paman semuanya…”
“Enak saja kau minta maaf, karena telah menyita waktu kami…maka kau harus BAYAR…!!!”
Haaaaaaaaaaaa….. yang benar saja…!!!aku harus BAYAR??!!! Aku ini mimpi ‘kan??? Kumohon bangunkan aku…
“He!!! Kau dengar kata mereka…BAYAR…!!! Siapa suruh mencari masalah…”
Laki-laki ini, bukannya malah menolongku tapi malah semakin memojokkannku…terpaksa deh,…mau tidak mau aku harus membayar.
“40 Ribu Yen!” salah satu preman mematok harga
“ha…ha…ha…ha….ha….ayo bayar…ayo bayar…!!!” Mereka bersorak gembira…Kali ini kuakui mereka menang karena telah berhasil membuatku takut.
“Ayo bayar…!!! Kau ini tuli atau dungu??!!!”
“Tttt…tapi aa…ku hanya punya 30 Ribu Yen saja…” Ini lihat saja sendiri,… spontan kukeluarkan dompetku dan memperlihatkan segala isi dompet itu pada mereka…memang hanya 30 Ribu Yen saja… tak ada uang dalam bentuk lainnya baik itu berupa kartu kredit ataupun kartu ATM, apalagi benda berharga. Memang hanya ada itu saja, itupun sebenarya adalah uang jajanku selama sebulan yang diberikan oleh Dinas Sosial karena aku terdaftar sebagai salah satu anak Yatim Piatu pada salah satu Yayasan…habislah aku….!!
“ya sudah…segitu saja, tidak apa-apa ‘kan tuan-tuan???” kata pria kantoran itu. Kali ini ia tersenyum, Iiiiieeeh.. senyumnya jelek sekali, ada gigi taringnya…
Dalam perdebatan “sengit” ini, kurasa paman kantoran ini bertindak sebagai “Host”…bagaimana tidak, semua yang dikatakannya pasti langsung dipatuhi baik aku maupun para preman-preman itu.
“Ya sudah, itu saja,…berikan uangnnya…!!!!” dompetku di rampas oleh mereka dengan kasarnya…
*****

Betapa sialnya aku. Baru saja aku kehilangan Ibu, sekarang aku malah bermasalah dengan para preman...Yang lebi parah lagi, aku malah kehilangn seluruh hartaku. Betapa Bodohnya aku ini, uangku habis…lalu apa lagi, mungkin aku dikeluarkan dari sekolah,…kehilangan Apartment ,…atau…aku menyusul Ibu ?...Benarkah?...lebih baik begitu. Semua masalah datang satu-persatu, Miku….kau memang bodoh.
Sekarang… aku hanya bisa duduk terdiam dikursi taman sembari meratapi nasibku yang malang, bahkan sangat malang. Lalu,…malam ini aku bagaimana?...makan apa?...besok aku kesekolah pakai uang apa?...ya Tuhan…!!!
Khayalanku terhenti ketika kudengar suara langkah kaki..langkah itu menuju kearah kursi dimana aku duduk sekarang. Sipa dia???...awalnya kurang begitu jelas akibat embun yang terlalu tebal, tapi semakin dekat… semakin lama sosok itu semakin jelas…ia mengenakan setelan. Oooo…tidak, ternyata pria kantoran yang menyebalkan itu….kenapa juga aku harus bertemu dengan dia lagi…lengkaplah sudah kesialanku.
“Maaf soal yang tadi, tapi kurasa itulah tindakan yang paling tepat pada kondisi…” ia belum menyelesaikan kalimatnya saat aku memotong pembicaraannya.
“Maksud anda dengan mengorbankan uangku, begitu?”
“Jika tidak kulakukan itu, urusannya bisa jadi rumit… kau sadar tidak siapa mereka?!...mereka itu preman liar, tidak mengerti aturan…sebaik apapun kau menasihati mereka,…mereka tidak akan pernah paham…! apalagi jika kau menentang mereka seperti tadi, bisa-bisa kau mati…kau mengerti tidak?!”
Aku diam beberapa detik…
“Tapi kau ‘kan…laki-laki, tadi kupikir kau akan menolongku…”
“aku menolongmu?...mungkin saja. Tapi resikonya adalah adanya kemungkinan aku harus bertarung dengan mereka…dan itu tidak sebanding, mereka lebih dari lima orang…sedangkan aku…seberapa kuat ‘pun aku, mustahil bisa mengungguli mereka. Jika tetap kulakukan…itu namanya mencari mati..!!!”
“Makanya kau melakukan sandiwara itu…”
“Itu jauh lebih baik dibandingkan harus mengorbankan gadis berusia 16 atau 17 tahun ‘kan?”
“Tapi kau ‘kan pria dewasa…!!! paling tidak kau bisa membelaku, sedikit saja…!!!”
“Sudahlah…lupakan…” kataku lagi beberapa saat kemudian.
“Apapun itu…maafkan aku”
“Aku tidak mengenal anda, siapa nama anda ‘pun aku tidak tahu…oleh karena itu tak ada yang perlu dimaafkan ataupun dimintai maaf”
“Tidak apa-apa…aku mengerti, sebaiknya kau pulang…ini hampir malam” katanya.
“Aku memang harus pulang,…mana tahan aku tinggal berlama-lama dengan anda,…permisi” Sejenak kutundukkan kepalaku lalu bergegas pergi meninggalkannya ditaman….meninggalkan “laki-laki yang paling tega didunia”.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar