Selasa, 20 Oktober 2009

The Story Of Love "Sakuraba Takeshi" Part-1 chapter: "I HATE YOU"

Satu minggu telah berlalu semenjak kejadian memalukan itu. Kami tidak pernah bertemu lagi…entah apa dia pindah rumah atau memang tidak pulang, aku juga tidak tahu…atau dia memang pulang hanya saja setelah larut malam saat aku sudah tertidur lalu pergi kerja pada pagi harinya disaat aku belum terbangun. Entahlah…aku tidak ingin tahu soal itu dan tidak ingin mencari tahu. Aku tidak pernah melihat Take-san lagi, lebih baik begitu ‘kan…kami sebaiknya jangan bertemu..jika perlu untuk selama-lamanya.
Aku ‘pun… mulai berusaha melupakan kejadian memalukan itu dengan melakukan berbagai kesibukan…atau lebih tepatnya kesibukan yang membosankan. Berbagai hal kukerjakan…belajar, nonton DVD, main game, menyulam, makan cemilan…tapi semuanya gagal, semua kesibukanku pastinya berakhir dengan rasa “bosan”. Sulit untuk melupakan kejadian itu, apalagi jika itu dialami untuk yang pertama kalinya. Mungkin ini yang dinamakan “Syok” …sesaat aku berfikir, bahwa betapa bodohnya aku…menganggap Dia sebagai “Ayah” Jauh disana, Take-san pasti menertawakanku…menertawakan kebodohanku.
Entah kenapa kejadian itu terus membayang dikepalaku…seperti tertanam kuat dan berakar. Sulit sekali dilupakan. Aku masih bisa merasakan desahannya,…hembusan nafasnya yang rasa limun…gumamannya yang tidak jelas…semua itu, terasa menyebalkan…!!! aku benci dia…aku benci Take-san…!!!
*****
Sekarang ini…merupakan minggu kedua semenjak Take-san melakukan tindakan yang tidak tergugah itu. Kami masih saja belum bertemu, mungkin Dia memang sudah pergi dan memutuskan untuk tidak kemabali ke Apartment selama-lamanya. Jika memang begitu,..artinya Dia masih memiliki perasaan bersalah didalam hatinya…baguslah.
Jadi, semua kembali seperti semula…aku tinggal sendirian, kesepian, sunyi,…makan sendiri,…dan melakukan segalanya seorang diri….tanpa ada Take-san. Take-san, seandainya saja kau tidak bertindak sebodoh itu, mungkin sampai sekarang kita masih tinggal bersama…melakukan segalanya bersama,…dan jika perlu untuk selama-lamanya, tapi kau merusak segalanya…kau merusak hubungan baik itu…Take-san Bodoh…!!!
Tapi, tunggu dulu…Aku tidak menginginkan Dia kembali ‘kan???..aku tidak berharap bahwa dia nantinya akan pulang ‘kan..????...Lalu mengapa aku terus memikirkanya…??? Mengapa wajahnya selalu terbayang dibenakku…??...dan kenapa namanya seperti selalu kusebutkan didalam hatiku..???..Oh, tidak…ini bebar-benar tidak penting. Ayolah Miku…lupakan Dia. Take-san itu jahat…tak ada alasan penting untuk mengingat dia ataupun membayangkan wajahnya yang menyebalkan itu…Lagipula Dia buka siapa-siapa ku ‘kan…Aku kenapa…?? Kenapa…semakin aku ingin melupakan dia, maka semakin lekat ingatanku mengenai dirinya. Mungkin aku sudah gila kerena ciuman dadakan itu.
“Hey Miku, nanti aku kerumahmu lagi ya…”
Lamunanku terhenti oleh bisikan Yumi…
“Untuk apa?”
“Hihihihihi, aku ingin bertemu dengan pamanmu yang tampan itu…boleh ya Aibara?”
“Yumi…”
“Please…boleh ya…”
“Dia tidak ada,…sedang keluar kota” Bisikku
“Kau bohong…”
“Aku serius, untuk apa berbohong…”
“Aibara, Satoshi,…apa yang kalian perbincangkan…??” Tiba-tiba guru kelas menegur kami.
“E….eee tidak Bu…hanya diskusi” kata Ayumi menyangkal, Dasar yumi….
“Tuh ‘kan kubilang apa…..”
Begitulah…Dimanapun aku berada, orang-orang pasti membicarakannya. Bagaimana tidak, Yumi dan Makoto menyebarkannya kepada teman-teman yang lain bahwa ada pria tampan yang kini tinggal di Apartmentku, dasar teman-teman…..Sontak yang lainnya ‘pun menanyakan ini itu padaku…bukan hanya satu atau dua orang…bahkan teman-teman dari kelas sebelah ‘pun tidak luput dari gossip tidak penting itu. Aksi Penasaran teman-teman ini sudah berlangsung selama dua minggu, mereka semua penasaran dengan ketampanya Take-san... katanya, mereka tidak sabar ingin melihat Om om yang tampan itu….hehehehehe
Rasanya lucu juga….bahkan kemarin ada yang bilang seperti ini…
“Aibara apa betul Om om yang dirumahmu itu tampan….?”
Ada juga yang bilang seperti ini…
“apakah dia berjenggot….atau ada kumisnya….??? Apa dia gendut???”
Dan begini juga….
“Uangnya banyak…??? Pacarnya banyak..??? atau Dia sudah menikah???”..
Hehehehehe lucu sekali….
Dan yang lebih parah lagi ada yang seperti ini….
“Apa dia keturunan Pangeran Charles, itu lho….pangeran yang dari Inggris itu….”
Benar-benar tidak masuk akal…ini semua gara-gara Yumi dan Makoto menyebarkan gossip tidak penting ini….Jadinya, mereka semua ingin kerumahku. Gampang, kubilang saja kalau Paman itu sedang keluar kota…Dia sibuk Karena profesinya yang seorang pengacara, kerjaanya banyak. Lalu apa kata mereka….
“Ooooo begitu….lalu pulangnya kapang dong…??? Tanggal berapa…? Kabari aku ya….”
Ya Tuhan…kapan pertanyan–pertanyaan konyol ini akan berakhir. Padahal memang seperti itu ‘kan…Paman itu memang sedang tidak ada dirumah,…aku tidak bohong, tapi bedanya…aku tidak tahu dimana Dia sekarang…
Bagaimana bisa aku melupakan Take-san jika semua orang-orang disekelilingku membahas tentang dirinya…sedikit-sedikit Take-san, apa-apa Take-san…Yang tadinya aku ingin melupakan Dia, mau tidak mau jadi teringat juga…
Take-san...senyumnya, wajahnya, matanya, cara bicaranya, cara berjalannya…semua itu sulit untuk dilupakan …Take-san itu, memilki sesuatu…seperti daya tarik yang bisa menarik perhatian orang lain. Makanya, aku berusaha untuk melupakannya, jangan sampai aku tertarik olehnya…tidak boleh!!!
*****

(Waktu istiahat sekolah…)
Seperti biasa, saat istirahat aku, Makoto, dan Yumi duduk ditaman sekolah . Alasan kenapa kami bertiga bisa menjadi sahabat dan sangat akrab, karena kami memiliki hoby yang sama…”tidak begitu suka dengan keramaian” kami berteman sejak kelas tiga SMP…waktu itu kami kebetulan sekolah di SMP yang sama, dan karena merasa ada kecocokan, makanya kami berjanji untuk sekolah di tempat yang sama saat SMA. Satu prinsip kami bertiga… “Tidak ada yang bisa mengerti kami bertiga selain kami bertiga ini juga….” Makanya kami tetap bersahabat sampai sekarang…mereka adalah sahabat terbaikku. Disaat aku sedih, mereka selalu mendukungku begitu juga sebaliknya...misalnya saat aku baru saja kehilangan Ibu…tak henti-hentinya mereka menghiburku dan memberiku semangat hidup, “bahwa kehilangan orang yang disayangi bukan akhir dari sebuah kehidupan…”begitu katanya… oleh karena itu aku tidak ingin kehilangan mereka, salah satu alasan kenapa aku mati-matian menolak pindah ke Panti Asuhan Kyoto dan memaksakan diri untuk tinggal serumah dengan laki-laki asing seperti Take-san…karena aku tidak ingin jauh dari mereka, sulit mendapatkan sahabat seperti Yumi dan Makoto…walaupun mereka itu tukang gossip berat. Heheheheheeh….
Tapi kali ini berbeda,...masalah dua minggu lalu yang kualami dengan Take-san, tidak kuungkit sedikit ‘pun dihadapan mereka. Bukan apa-apa,..aku tidak ingin kebanggaan sahabat-sahabatku terhadap laki-laki itu musnah seketika jika kuceritakan wataknya yang sebenarnya…belum lagi, ini merupakan Aib…bisa menjadi masalah besar jika keduanya tahu, aku juga malu…pokoknya tidak akan pernah kuceritakan.
“He, teman-teman…kalian kenal Erika ‘kan?” Yumi memulai gossipnya.
“Erika…? Iya kenal..anak kelas 1C itu ‘kan…?”
“Memangnya ada apa dengan Dia, Yumi…? Tanyaku.
“Katanya Dia berhenti sekolah lho…”
“ Yang benar…? Kok bisa…??” Aku dan Makoto bertanya bersamaan dasar kami ini….walaupun terkenal tidak banyak bicara didepan umum tapi disaat ngumpul bertiga, lancar sekali kalau urusan gossip-menggosip.
“ Dia itu MENIKAH MUDA…” Yumi mengecilkan suaranya
“MENIKAH…!!!!???? DIUSIA 16 TAHUN…???!!!!”
“Iya…..katanya sih begitu…”
“Masa’….??”
“Percaya deh…gossipnya, Dia dan pacarnya KAWIN LARI…”
“KAWIN LARI….!!!!”
“Ssssssssst…..pelankan suara kalian,….Sebenarnya kejadian ini sudah menjadi rahasia umum dikalangan anak kelas 1 sejak satu minggu terakhir lho….”
“Lalu…Erika bagaimana…???” Aku dan Makoto penasaran
“Ya …mau diapakan lagi, terpakasa kedua orang tua Erika merestui hubungan mereka…kabarnya Ibunya Erika itu sampai stress berat karena kejadian ini…”
“Ya jelaslah…orang tua mana yang senang melihat anaknya seperti itu…apalagi Erika itu ‘kan anak satu-satunya cewek dikeluarganya…” Makoto menimpali.
“e, ada kabar yang lebih hot lagi lho…”
“Apa…??” Aku dan Makoto semakin penasaran penuh tanya…
“ Erika ternyata mengandung tiga bulan…” Yumi kembali mengecilkan suaranya.
“APA????....MENGANDUNG…?????”
“Iya…begitulah yang namanya Cinta…”
“Tunggu dulu, kalau tidak salah pacarnya Erika itu ‘kan seorang pekerja kantoran yang usianya terpaut 14 tahun lebih tua dari usia Erika sendiri” kata Makoto
“Iya benar, tidak salah lagi…laki-laki yang itu….”
“Aku pernah melihat mereka pada pesta kembang api musim panas tahun lalu, kalau tidak salah namanya….aduh siapa ya namanya…??? aku lupa...pokoknya mereka mesrah sekali deh...”
“Padahal, hubungan mereka itu sempat diwarnai putus-nyambung beberapa kali lho…”
“ Yang benar…waaaaaa”
“Tapi itulah yang dinamakan cinta sejati. Kabarnya, Erika tidak bisa jauh dari laki-laki itu….begitu pula sebaliknya, malahan ada yang mengatakan…dulu, waktu mereka putus…laki-laki itu jadi stress!! Hampir gila lho…hanya karena ingin bersama-sama lagi dengan Erika”
“Masa’?”
“Waaaaaaaaa…laki-laki yang hebat…” tersirat rasa kekaguman yang besar dari raut wajah Makoto.
“Laki-laki itu sudah dewasa, jadi ingin cepat-cepat punya anak…makanya mereka kawin lari…” kata Yumi
“Sedalam itukah cintanya…???”
“laki-laki itu, kalau memang sudah terlanjur cinta bisa nekad lho….Dia bisa melakukan apa saja asalkan bisa mendapatkan gadis yang diinginkannya. Misalnya saja seperti yang terjadi pada Erika…”
“E, Aibara…bagaimana menurutmu?” Yumi bertanya
“E…e..aku…Bagaimana ya…???” aku berfikir sejenak. “Entahlah Yumi,…aku tidak bisa berkomentar apa-apa..soalnya, aku tidak punya pengalaman sama sekali...”
“Aduh Aibara…yang namanya pacaran itu, tidak butuh pengalaman….itu semua akan terjadi seperti air yang mengalir….kau mengerti ‘kan??? alami…..”
“Tapi, ngomong-ngomong…apa kau sudah punya pacar Aibara??...atau kau sedang menyukai seseorang…??”
“Aku…?? Ee….tidak, aku sedang tidak menyukai siapa-siapa…”
“sayang sekali ya….padahal Miku itu ‘kan anaknya cantik…sudah begitu, sexi lagi….” Makoto menimpali.
“Iya lho Miku,….padahal ‘kan banyak sekali yang naksir sama kamu, jangan pura-pura lupa deh….”
“Maksudmu kakak kelas yang pernah kekelas kita hanya demi nomor Handphone-nya Miku itu ya?...”
“Bukan Cuma itu….Si Kenji dari kelas 1B juga, Lalu Noba dari tim Football juga, lalu…”
“Teman-teman…sudahlah. Mana bisa aku pacaran…aku, masih harus fokus dulu terhadap sekolahku”
“Waaaaa….Miku ini ternyata masih lugu…sebaiknya kau cepat-cepat cari pacar, paling tidak pilihlah salah satu diantara mereka”
“Hehehehehe….”aku hanya bisa tertawa mendengar ucapan kedua temanku.
“ Iya Lho miku, sebentar lagi ‘kan usiamu 17 tahun… masa’ belum punya pacar sih….kau payah….kau harus pandai-pandai menarik perhatian laki-laki…” kata Makoto
“He, Makoto…kau pikir Miku itu gadis yang seperti apa??...”Yumi keberatan dengan perkataan Makoto
“Hehehehehehehe…kalian ini lucu sekai…” aku tertawa lagi
“Tapi ini memang serius lho Miku, kau tidak boleh sendirian terus ‘kan…” Kata Yumi lagi.
“Iya Miku…jika boleh carilah laki-laki yang benar-benar bertanggung jawab, tampan, dewasa, dan tentu saja Dia harus kaya…”
“Waaaaaaaaaa…..Makoto ini ternyata matre juga ya…”
“Tapi serius lho….asal kau tahu saja ya Miku, berciuman dengan laki-laki dewasa itu….”
“IIeeeeeeeh….hentikan!! Makoto kau ini jorok sekali….!!!!” Yumi keberatan
“Aku membaca ini dimajalah…katanya, be…..”
“Hentikan…hentikan!!!!!…..hentikan!!!!!!!!!” Kata Yumi sambil menutup rapat kedua telinganya.
Kami tertawa geli melihat tingkahnya….
Aku tertawa…tertawa melihat tingkah konyol kedua temanku, seolah-olah saja aku ini gadis lugu yang belum pernah mengalami hal-hal yang demikian….Padahal ‘kan aku….Take-san,..aku mengingatnya lagi. Dimanapun aku berada atau sedang membicarakan apa saja, pasti pokok permasalahannya akan tertuju juga pada Take-san…Ya Tuhan, kenapa sih otakku ini…
Tapi, apa yang dikatakan Makoto…kupikir itu salah besar. Ketika Take-san melakukan itu,…aku benar-benar takut…Dia berbeda dari Take-san yang kukenal. Ketika Dia mencoba untuk membuatku tidak bernafas,…aku justru malah tidak berdaya…saat Dia melakukan ciuman itu, wajahnya dekat sekali….wajahnya juga besar,…sikapnya terkesan memaksa dan terburu-buru…berbeda sekali dengan apa yang dijabarkan Makoto. Menurutku, berciuman dengan orang dewasa itu….aneh.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar